Minggu, 14 Agustus 2011

 Lesson Learned Jaringan Madu Hutan Indonesia dipresentasikan di 2nd Regional Forum 
di Bangkok Thailand, yang di moderatori oleh Maria Cristinna Guetterro dari NTFP EP Philipina

Bersama mitra NTFP EP di stand Pemeran hasil hutan bukan kayu jaringan NTFP EP Asia Tenggara

 Foto bersama participans Indonesia di 2nd Regional Forum Bangkok Thailand, saat penutupan acara
tampak di tengah menggunakan jaket Dr. Ir. Haryadi Himawan dari Sekretariat ASEAN Social Forestry Network (ASFN) yang juga Direktur Bina Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan RI.



 
Dalam rangka International Year of the Forest 2011, dengan tema sentral People and Forest maka dilaksanakan 2nd Regional Forum untuk Asia Pasifik di Bangkok Thailand dari 8 – 9 Agustus 2011. Tema pada 2nd Regional Forum ini adalah Community Forestry: Key to Solving Current and Emerging Challenges. Pertemuan ini dihadiri oleh 20 negara dengan 180 peserta terdiri dari lembaga donor, perwakilan pemerintah, LSM international, LSM lokal, para pelaku kehutanan masyarakat yang tersebar di semua Negara peserta. Pertemuan ini membahas kondisi terkini, perkembangan serta pelajaran (cerita sukses) selama parapihak bekerja melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan. Fokus pembahasannya bagaimana kondisi sekarang dan tantangan yang muncul dalam pengembangan kehutanan masyarakat (community forestry).

Pertemuan ini sangat strategis bagi pelaku dan promotor kehutanan masyarakat di Asia Pasifik, sehingga panitia mengundang para pelaku dari berbagai Negara, kelompok maupun LSM dan perguruan tinggi untuk mempresentasikan pengalamannya bekerja melibatkan masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya hutan. Setengah hari pertama diisi dengan pandangan para ahli tentang kehutanan masyarakat. Kemudian setengah harinya kembali diisi dengan 24 contoh inovasi serta inisiatif berbasis masyarakat dari semua negara. Pembahasan inisiatif ini dilaksanakan secara paralel, dan Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS) yang mewakili Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI) wakili oleh Julmansyah, berkesempatan menyampaikan pengalaman serta beberapa capaian hasil bekerja bersama masyarakat madu di Indonesia secara umum. Paparan pengalaman ini masuk dalam sub tema income generation dan market acces (peningkatan pendapatan dan akses pasar) terutama untuk hasil hutan bukan kayu. Pada sesi ini dipresentaskan pengalaman dari Indonesia (pengelolaan madu hutan), Philipina (pemasaran NTFP), China Agricultural University (tentang Bambu), Asia Network for Suistainable Agriculture & Bioresources–Nepal  (pemasaran hasil hutan bukan kayu), The Nature Conservation Papua New Guinea (Jasa Lingkungan).
Hari kedua forum ini akan merumuskan Visi Kehutanan Masyarakat di 2020 serta merumuskan rencana aksi bagi seluruh negara peserta.Acara ini diorganiser oleh badan pangan dunia FAO, Japan International Cooperation Agency (JICA), ASEAN Social Forestry Network (ASFN), Departemen Kehutanan Kerajaan Thailand dan RECOFT.
Pertemuan seperti sekaligus merupakan sarana untuk saling tukar menukar informasi, pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mempromosikan kehutanan masyarakat (community forestry). Pada ruang berbeda di arena pertemuan terdapat pameran dan pemutaran film dari berbagai inisiatif di Asia Pasifik. Seluruh peserta yang memiliki film dokumenter tentang program/proyek di negara masing-masing turut juga diputar. Dari Sumbawa juga disampaikan film dokumenter “BOAN The Guardian Sumbawa River Basin/Watershed”. Film ini menceritakan bagaimana pohon Boan menjadi salah factor yang harus dijadikan pintu masuk dalam menjaga DAS di Sumbawa, khususnya Sub DAS Batulanteh yang hulunya di Desa Batudulang.