Selasa, 14 Agustus 2012
POTENSI
LEBAH MADU HUTAN Apis dorsata DI KAWASAN
HUTAN TAMAN NASIONAL TESSO NILO, RIAU DAN KABUPATEN
SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT Sebuah
Laporan Survai
Oleh:
Soesilawati
Hadisoesilo
Sih
Kahono
Suwandi
Pontianak, Juli 2011
Kerjasama
Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI) dengan Cordaid
Pemanfaatan madu
telah terdokumentasi sejak jaman Mesir kuno untuk kebutuhan sehari-hari dengan
harga yang tinggi pada masa itu. Saat ini, pemanfaatan madu semakin luas dalam skala
industri besar dan farmasi, maupun skala industri kecil dan rumah tangga. Masyarakat
yang tinggal di sekitar hutan sudah memanfaatkan madu lebah hutan secara turun
temurun.
Madu lebah sudah lama dikenal oleh
masyarakat Indonesia walaupun tidak dianggap sebagai makanan tetapi hanya
sebagai obat. Madu dihasilkan oleh beberapa jenis lebah baik yang mempunyai
sengat (Apis spp.) maupun yang tidak
mempunyai sengat (Trigona spp.).
Ada sembilan jenis lebah penghasil
madu yang bersengat di dunia, enam di antaranya yakni Apis andreniformis, A. cerana, A. nigrocincta, A. koschevnikovi, A.
nuluensis, dan A. dorsata merupakan lebah asli Indonesia.
Salah satu jenis lebah madu yang dikenal produktif dalam menghasilkan madu
adalah A. dorsata atau yang dikenal
dengan lebah hutan. Lebah dorsata tersebar luas hampir di seluruh kepulauan di
Indonesia, kecuali Papua dan Kepulauan Maluku yang tidak termasuk gugusan
kepulauan Sunda Kecil.
Walaupun sampai saat ini A. dorsata masih belum bisa dibudidayakan,
tetapi lebah ini merupakan penghasil madu terbesar di Indonesia. Sekitar 70%
madu yang ada di Indonesia berasal dari A.
dorsata. Beberapa daerah penghasil madu dorsata yang sangat terkenal diantaranya
pulau Sumbawa, Provinsi Riau, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Sulawesi
Selatan dan Tenggara.
Kawasan hutan Taman Nasional Tesso
Nilo (TNTN) di Provinsi Riau, merupakan salah satu penghasil madu yang
potensinya cukup besar. Tiga Kabupaten yang berdekatan dengan TNTN dikenal
sebagai penghasil madu adalah Kabupaten Kampar, Kuantan Singingi, dan
Pelalawan. Di tiga kabupaten tersebut, tumbuhan pakan lebah masih sangat
mendukung kehidupan A. dorsata,
kondisi hutan sebagai sumber pakan dan tempat bersarang masih cukup bagus, disamping
luasnya tanaman akasia (Acacia mangium)
dan karet (Hevea brasiliensis)
(Lampiran 1).
Selain TNTN, pulau
Sumbawa juga telah dikenal sejak lama sebagai produsen madu hutan yang
merupakan salah satu produk unggulan dari komoditi hasil hutan bukan kayu (Non Timber Forest Product = NTFP). Madu
hutan mempunyai prospek dan daya saing untuk dimanfaatkan dan dikembangkan,
yang telah membuka banyak lapangan kerja yang dapat meningkatkan ekonomi
masyarakat di sekitar hutan dan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) pada
umumnya.
Kabupaten Sumbawa,
dikenal sebagai salah satu sentra produsen madu hutan di Pulau Sumbawa selain Kabupaten
Dompu, Bima, dan Sumbawa Barat. Potensi sumber daya alam hutan pada umumnya
sangat besar sebagai sumber pakan bagi lebah madu hutan. Selain itu, potensi
masyarakat yang telah memanfaatkan madu hutan secara turun-temurun, merupakan
modal dasar dalam menggali potensi Kabupaten Sumbawa sebagai produsen madu
hutan.
Walaupun potensi lebah
hutan sudah dikenal sebagai penghasil madu, namun sampai saat ini jumlah
produksi madu hutan belum terdokumentasi dengan baik. Laporan ini merupakan
hasil survai yang bertujuan untuk mengetahui potensi kawasan hutan TNTN dan Kabupaten Sumbawa
sebagai produsen madu hutan bekerjasama dengan Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI).
Langganan:
Postingan (Atom)
SELAMAT DATANG
Blog ini ruang bagi petani madu Sumbawa membangun komunikasi dengan dunia luar (show window)
Pesan Produk Kami
Pengikut
Popular Posts
-
Tanggal 7 Juni 2012 bertempat di Jalan Ki Hajar Dewantara Kelurahan Pekat Kec. Sumbawa, Rumah Madu Sumbawa di resmikan oleh Bupati Sumbawa...
-
POTENSI LEBAH MADU HUTAN Apis dorsata DI KAWASAN HUTAN TAMAN NASIONAL TESSO NILO, RIAU DAN KABUPATEN SUMB...
-
Saat ini banyak produsen, pengusaha madu di banyak daerah membawa nama madu Sumbawa sebagai bagian dari produk ataupun promosinya. Meskipun ...